CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Jumat, 22 Januari 2010

BUNGA TULIP


BUNGA TULIP
Kebanyakan kita di Indonesia mengenal tulip sebagai bunga dari Belanda. Begitu lekatnya tulip dengan Belanda, sampai-sampai orang tidak percaya bahwa sebetulnya tulip bukan asli Belanda, dan juga bahwa tulip tidak hanya ada di Belanda. Tulip sebenarnya adalah tumbuhan bunga asli dari Turki.

ada bukti-bukti sejarah yang menunjukkan bahwa tulip sudah dibudidayakan di Turki sejak tahun 1000 Masehi, khususnya di daerah sekitar Laut Hitam. Setelah Sultan Mehmet Sang Penakluk merebut Turki pada pertengahan abad ke-15, bunga tulip mulai ditanam di halaman istana.

Di istana itulah orang-orang Eropa mulai melihat keindahan tulip dan menganggapnya sebagai bunga yang bernilai tinggi. Belanda baru mengenal tulip pada tahun 1593, setelah seorang botanis dari Austria diangkat sebagai gurubesar di Universitas Leiden. Botanis itu sebelumnya telah memiliki bibit tulip yang diperolehnya dari mantan dutabesar Austria di Turki yang diberi bibit tulip sebagai hadiah dari Sultan.

Tulip di masa itu merupakan tanaman eksklusif yang hanya dimiliki secara terbatas oleh para pangeran di Eropa. Pada abad ke-7, tulipmania mulai melanda Belanda. Berbagai varian tulip baru mulai bermunculan. Pada waktu itu bahkan ada sayembara berhadiah uang sangat besar bagi siapa pun yang mampu membudidayakan tulip berwarna hitam. Berabad-abad kemudian, Belanda telah meninggalkan Turki jauh di belakang dalam soal tulip-menulip. Bunga tulip bahkan menjadi komoditi perdagangan penting di Belanda, sementara di Turki tetap menjadi bunga yang terbatas keberadaannya di kalangan ningrat.

Pada tahun 1949, untuk pertama kalinya diselenggarakan pameran tulip di Keukenhof di Negeri Belanda. Keukenhof semula adalah kebun tempat menanam bumbu-bumbu dapur untuk istana-istana kerajaan. Hingga kini, Keukenhof merupakan tempat yang paling terkenal di dunia untuk melihat bermacam-macam tulip. Karena tulip hanya mekar pada awal musim semi, umurnya memang tidak panjang.

linkhttp://syaidatun.wordpress.com/2008/10/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar