CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Kamis, 07 Januari 2010

Semburan Lumpur Gresik Bertambah, Pengeboran Distop
Sabtu, 27 Desember 2008 - 18:35 wib
text TEXT SIZE :
Share

GRESIK - Badan Pelaksana (BP) Migas meminta operator pengeboran sumur Lengowangi-2 di Gresik, Jawa Timur, menghentikan aktivitasnya. Desakan ini lantaran semburan lumpur yang muncul belum sepenuhnya berhenti.

Bahkan, semburan lumpur bertambah. Lokasi persisnya di dekat sumur pengeboran. Penambahan itu terjadi pada Jumat, 27 Desember malam. Sehingga di area pengeboran seluas 100 meter persegi itu terdapat tiga lokasi semburan. Petugas pengeboran pun melebarkan pembatas luberan lumpur oil base mud hingga berdiameter 40 sentimeter.

Sabtu pagi, semburan lumpur dari tiga titik tersebut memuncak. Namun, sekira pukul 16.30 WIB, semburan lumpur dapat diredam. Hanya satu titik, tepatnya di jarak 75 meter dari pusat pengeboran yang masih aktif mengeluarkan lumpur.

Menurut Priyo Agus T selaku Drilling Manager BP Migas, kendati sudah berhenti, namun proses pengeboran tetap dihentikan. Sebab, sumur-sumur yang menyemburkan lumpur tersebut masih berpotensi mengeluarkan lumpur lagi. "Secara teknis belum berhenti, karenanya BP Migas minta pengeboran dihentikan. Sebab, risikonya terlalu tinggi bila dilanjutkan," terang Priyo Agus saat ditemui di lokasi Lengowangi-2, Sabtu (27/12/2008).

Secara tehnis, Sumur Lengowangi harus dibor hingga kedalaman 3.200 feet. Ditargetkan dengan kedalaman itu, maka eksplorasi memerlukan waktu 1,5 bulan, sejak dimulai 7 November 2008 lalu. Tapi, karena di kedalaman 1.850 feet ada masalah yaitu saat dilakukan pergantian mata bor ternyata di lokasi lain mengeluarkan semburan lumpur, maka pengeboran dihentikan. "Bila secara teknis sudah aman, maka pengeboran dapat dilanjutkan," tegas Priyo Agus lagi.

Karena itu yang dilakukan Joint Operating Body Pertamina-PetroChina East Java (JOB P-PEJ) selaku operator pengeboran, adalah melakukan penyumbatan di empat titik sumur yang tidak jauh dari berdirinya rig.

Pengakuan Priyo, saat ini ada beberapa alternatif yang dilakukan. Alternatif pertama mencari konektisitas antara sumur Lengowangi-2 dengan 26 sumur tua peninggalan Hindia Belanda yang ada di sekitar lokasi pengeboran. "Kalau memang ada konektisitas, maka akan dilakukan penyumbatan dengan memasukkan lumpur baru melalui pipa yang diborkan di Lengowangi-2," jelas dia.

Lumpur tersebut diambilkan dari Bojonegoro. Kata Priyo, lumpur yang disumbatkan itu totalnya mencapai 103 barel dengan tekanan 220 psi. Sampai tadi sore, baru 90 barel lumpur dari Bojonegoro yang disumbatkan melalui pipa jalur Lengowangi-2. Dia menargetkan penyumbatan itu membutuhkan waktu tiga hari ke depan. "Kalau memang sudah mampat. Baru akan kami semen dan dipasang chasing untuk mengamankan semburan lumpur tersebut," terang Priyo Agus.

Sementara itu, warga sekitar Lengowangi-2 di Desa Kelangongan, Sekarkurung maupun Desa Krembangan mulai cemas. Mereka tetap khawatir bila semburan itu dapat mengulangi semburan lumpur Lapindo Brantas di Sidoarjo. Rasa khawatir itu paling dirasakan warga Dusun Jetek, Desa Kelangonan sebab hanya beradius puluhan meter dari pengeboran. "Untungnya pengeboran di lembah. Tapi bagaimanapun kami tetap khawatir," ujar Matrukan (35), warga Dusun Jetak, Kelangonan, Gresik.

Di sisi lain, semburan lumpur tersebut menjadi tontotan warga. Mereka datang silih berganti. Bahkan, mereka bukan hanya datang dari sekitar Kebomas, namun datang dari Kecamatan Sidayu, Balongpanggang hingga Driyorejo.

(Ashadi Iksan /Sindo/ful)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar