CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Selasa, 05 Januari 2010

Senin, 04 Januari 2010 | 13:13

PASAR SAHAM

Sektor yang Masih Didominasi Para Pemain Lama



JAKARTA. Tampaknya, dalam beberapa tahun ke depan sektor pertambangan masih jadi primadona bagi para investor di lantai bursa. Maklum, berbagai produk sumber daya alam terbatas ini masih diburu para konsumen. Utamanya, minyak bumi dan batubara sebagai sumber energi.

Tak mengherankan bila para analis menyodorkan pertambangan sebagai sektor yang paling berprospek di tahun ini. Sektor perkebunan juga jadi langganan rekomendasi. Maklum, para analis berasumsi, permintaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Sedangkan sektor infrastruktur dan properti tak luput dari radar para pengamat pasar modal. Meskipun, ancaman kenaikan inflasi tahun ini siap mengerek suku bunga dan menjadi katalis yang tidak menguntungkan.

Tapi, para investor tak bisa hanya terpaku dan berharap pada laju harga produk pertambangan dan komoditas. Mereka juga harus mewaspadai kondisi ekonomi agar tak buntung berinvestasi di lantai bursa tahun ini.

Nah, pengamat ekonomi memperkirakan inflasi tahun ini akan lebih tinggi dari 2009. Otomatis, suku bunga akan kembali naik. Bila hal ini terjadi, emiten sektor keuangan menjadi tidak menarik lagi.Kepala Analis Mega Capital Indonesia, Danny Eugene mengatakan, suku bunga acuan Bank Indonesia tahun ini diperkirakan bisa mencapai 7%.
Sebelum Anda mulai melakukan transaksi hari ini, ada baiknya melongok sejenak beberapa sektor pilihan yang direkomendasikan para analis tahun ini.

- Pertambangan

Para analis memperkirakan, kondisi ekonomi dunia akan semakin pulih di tahun ini. Tentu, ini berdampak pada peningkatan konsumsi bahan bakar dan energi.

Emiten produsen batubara adalah yang paling diandalkan dalam sektor pertambangan. Danny Eugene memperkirakan, permintaan batubara tahun ini naik 2% - 3%. Sebagai pembanding, sepanjang tahun lalu permintaan batubara dunia mencapai 560 juta ton.

Yang jadi rekomendasi utama adalah, PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Maklum, perusahaan ini adalah produsen batubara terbesar di Indonesia, yang memproduksi 60 juta ton. Pengamat pasar modal David Fernandus memberikan target harga BUMI Rp 3.500 per saham selama 12 bulan ke depan.

Selain itu, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga direkomendasikan dengan target harga Rp 2.500 per saham hingga akhir tahun ini. Akhir tahun lalu (30/12), harga BUMI sebesar Rp 2.425 per saham, dan harga saham ADRO masih Rp 1.730 per saham.

- Perkebunan

Wakil Kepala Riset Valbury Asia Securities Nico Omer Jonkheere menaksir, harga CPO tahun ini akan tumbuh 5% hingga 10% menjadi RM 2.800 - RM 3.000 per ton. Hal ini bisa memberikan gambaran bahwa kinerja para emiten yang memproduksi CPO masih cukup menjanjikan.

"Meski kondisi alam yang kurang bersahabat kadang membuat produksi CPO tidak stabil," ujar David. Dia merekomendasikan para investor agar mengoleksi saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebagai pilihan utama. Akhir tahun lalu, harga AALI masih Rp 22.750 per saham.

- Infrastruktur

Pertumbuhan sektor infrastruktur seiring sejalan dengan laju roda perekonomian suatu negara. Misalnya saja, bisnis penyediaan gas yang dilakoni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Program konversi bahan bakar minyak ke gas oleh pemerintah adalah jaminan bisnis perusahaan ini tidak akan surut. Justru, akan terus berkembang. David merekomendasikan beli saham PGAS dengan target harga Rp 4.700 per saham. Terakhir, harga PGAS masih Rp 3.900 per saham.

- Properti dan Real Estate

Ini merupakan sektor yang pertama kali akan terkena dampak bila suku bunga naik. Namun, di sisi lain, bahan baku properti kemungkinan akan lebih murah akibat pemberlakuan zona perdagangan bebas atau free trade area (FTA) mulai tahun ini.

Apalagi, kata David, perumahan merupakan kebutuhan primer masyarakat. Dia merekomendasikan beli saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) pada harga Rp 340 per saham. Terakhir, harga saham ELTY baru mencapai Rp 193 per saham.


Wahyu Tri Rahmawati, Veby Mega, Irma Yani, Yuwono Triatmodjo, KONTAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar